
TAGAR INDONESIA.COM – Lembeknya sikap Rektorat UGM (Universitas Gajah Mada) membuat Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada melayangkan mosi tidak percaya terhadap Rektor UGM Ova Emilia secara terbuka.
Dalam rilisnya yang diterima media tagarindonesia, Ketua BEM KM UGM, Tiyo Ardianto mengungkapkan situasi dan kondisi negara Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja.

Hal ini yang melatarbelakangi pembuatan mosi tidak percaya kepada Rektor tersebut.
“Situasi bangsa yang bahaya dan kini mengarah pada kehancuran. Kami ingin UGM menyelamatkan rakyat,” kata Tiyo.
Tiyo menjelaskan mosi tidak percaya ini muncul sebagai bentuk kekecewaan BEM kepada Rektor UGM yang terkesan enggan mengakomodosasi tuntutan mahasiswa.
BEM KM menilai UGM turut serta berperan dalam membesarkan kekuasaan mantan presiden Joko Widodo yang menjabat dua periode.
Sedangkan Jokowi dinilai sebagai pembunuh demokrasi.
Meski pemerintahan dipimpin Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, kata Tiyo kekuasaan hari ini tetap merupakan kelanjutan dari politik Jokowi.
“UGM harusnya turut bertanggung jawab dengan menegaskan keberpihakannya,” Pinta Tiyo.
Pernyataan ini disampaikan sebagai respons atas sikap kampus yang dinilai tidak tegas menyikapi dinamika politik nasional.
BEM UGM menuntut agar rektor mereka menyatakan mosi tidak percaya kepada lembaga negara. Mereka menilai penyelenggaraan diskusi akademik saja tidak cukup.
Tiyo menegaskan mahasiswa tidak akan mencabut sikap mosi tidak percaya mereka kepada Rektor Ova Emilia selama kampus tidak menyatakan sikap politik yang jelas terhadap rezim. (Gus)
