
TAGAR INDONESIA.COM – Tak lama lagi proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) pengganti PPDB 2025-2026 tingkat SMA dan SMK bakal digelar.
Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa meminta kepala sekolah menjaga integritas dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang objektif, transparan, dan akuntabel.

Hal itu diminta Gubernur Jatim untuk mewujudkan pelayanan produktif dan berdampak positif bagi masyarakat Jatim.
“Penerimaan murid baru harus dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, berkeadilan, dan tanpa diskriminasi. Maka diperlukan fakta integritas,” ujar Khofifah saat sosialisasi SPMB jenjang SMAN, SMKN, dan SLBN Provinsi Jawa Timur Tahun Ajaran 2025/2028 Gelombang IV di salah satu hotel di Kota Batu, Rabu siang (16/4/2025).
Mengacu statistik SPMB Jatim 2025, jumlah lulusan SMP sederajat sebanyak 682.252 siswa.
Sedangkan daya tampung SPMB Jatim untuk SMAN sebanyak 126.180 siswa dan SMKN sebanyak 135.216 siswa.
Dengan demikian prosentase daya tampung SMAN dan SMKN sebanyak 261.396 atau 38,31 persen.
Sedangkan, jumlah lulusan SMP sederajat yang tidak dapat tertampung di SMAN dan SMKN sebanyak 420.856 murid atau 61,69 persen.
Dihadapan 200 kepala sekolah, Khofifah juga membagikan kiat menyukseskan SPMB. Di antaranya adalah memahami regulasi SPMB, sosialisasi efektif, pelayanan prima, pengawasan dan pemantauan, koordinasi dengan stakeholder, serta pemanfaatan TIK.
Namun demikian, Khofifah prosesnya nanti semuanya juga harus berbasis solusi, tidak hanya berbasis TIK.
“Daya tampung SMA dan SMK negeri kita hanya 38,31 persen. Saya harap nanti jika ada yang tidak diterima, langsung berhenti di situ saja. Tapi diberikan solusi dan jalan keluar,” kata Ketua Umum PP Muslimat ini.
Dalam kesempatan itu, Khofifah menekankan pentingnya melahirkan generasi emas untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Untuk itu, diperlukan sistem pendidikan luar biasa.
“Mari kita menyambut Indonesia Emas 2045 dengan menyiapkan generasi emas. Dan panjenengan semua lah, para kepala dinas, kepala perangkat daerah, juga kepala sekolah baik SMA, SMK, SLB semuanya punya peran yang sangat signifikan dan merupakan kunci menyiapkan Indonesia Emas 2045,”tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai menambahkan untuk mengatasi daya tampung sekolah negeri yang relatif kecil, pemerih telah mencarikan alternatif lain. “Kami sedang membahas dan berdiskusi terkait biaya SPP sekolah gratis dari kuota 10 persen di masing-masing sekolah swasta yang kita harapkan bisa menerima siswa yang tidak diterima di SPMB akan ada MoU tanggal 2 Mei nanti, insya Allah kita berkomitmen memberikan kesempatan terbaik bagi masyarakat sehingga tidak ada yang sampai putus sekolah,” tuturnya.
Aries mengungkapkan langkah strategis Dinas Pendidikan antara lain membangun komunikasi swasta (beasiswa dan biaya pendidikan terjangkau) bagian dari ikhtiar untuk mengatasi calon murid yang tidak tertampung di sekolah negeri.
“Di Jatim terdapat 1.083 SMA Swasta dan 1.860 SMK Swasta. Jika masing-masing sekolah menyediakan 10 beasiswa untuk murid baru, maka akan tersedia 29.430 murid yang terbantu,” tegas mantan Pj Wali Kota Batu ini. (*)
